Pemprov Kalsel Dorong Pemanfaatan Sistem Informasi HIV-AIDS Optimal

c1 20240503 13005753
Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Raudatul Jannah saat membuka kegiatan Workshop Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi HIV (SIHA) di Banjarmasin, Selasa (30/4/2024)

BANJARMASIN – Pemprov Kalsel mengambil langkah nyata untuk mencapai eliminasi HIV/AIDS pada 2030. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong para petugas puskesmas, rumah sakit, dan Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten/kota agar dapat menggunakan Sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA) secara optimal dalam pendataan kasus AIDS.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Raudatul Jannah saat membuka kegiatan Workshop Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi HIV (SIHA) di Banjarmasin, Selasa (30/4/2024).

Raudatul Jannah mengatakan penerapan aplikasi SIHA bertujuan memudahkan pencatatan dan pelaporan HIV AIDS melalui satu pintu dan tersimpan sebagai data nasional.

“Melalui pertemuan ini, diharapkan dapat meningkatkan konsistensi petugas melakukan pencatatan dan menginput data dengan tepat dalam mendukung upaya pengendalian HIV/AIDS di Kalsel,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Anhar Ihwan menambahkan aplikasi SIHA merupakan bagian terkecil dari sistem pelaporan kasus HIV/AIDS.

Dalam aplikasi SIHA, terdapat sumber data untuk perencanaan ke depan, evaluasi pelaksanaan kegiatan bulanan, triwulan, dan semesteran. “Dalam mengatasi permasalahan eliminasi HIV/AIDS, aplikasi ini menjadi sentral dan pokok,” katanya.

Meski begitu, kata Anhar terdapat kendala jaringan atau sinyal pada 13 kabupaten/kota yang tidak merata, sehingga inputan bisa terlambat.

Namun kata dia selaku tenaga kesehatan, pihak terkait berupaya memaksimalkan penggunaan aplikasi dan mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan deteksi sedini mungkin agar tingkat keparahan dan penyebaran HIV/AIDS dapat dikurangi.

Oleh karena itu, dalam upaya eliminasi HIV/AIDS, pemerintah di Kalsel telah menetapkan target sasaran untuk tahun 2023 dengan mengidentifikasi sekitar 1.200 sasaran.

Namun, hingga kini baru ditemukan sekitar 600 kasus, terutama pada populasi kunci seperti Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) yang agak sulit masuk ke dalam komunitas tersebut.

“Meskipun begitu, pemerintah tidak menyerah dan terus mengimbau masyarakat untuk melawan dan memerangi HIV AIDS ini,”terangnya.

Selain itu, imbauan telah dilakukan melalui tenaga kesehatan di kabupaten/kota maupun di tingkat provinsi melalui media KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) agar masyarakat dapat memahami bahwa HIV AIDS bisa diobati. Melalui deteksi dini, tingkat kematian dan keparahan penyakit dapat dikurangi, dan penularan bisa diminimalisir.

Secara nasional, langkah ini diharapkan membantu Indonesia mencapai eliminasi HIV AIDS pada tahun 2030. “Semoga dengan langkah-langkah yang telah diambil Kalsel ini, kita semua dapat berkontribusi dan melawan HIV AIDS secara bersama-sama,”tambahnya. (lokalhits/info publik)

Penulis Sugiannoor
Editor Ani

Artikel Lainnya

Solverwp- WordPress Theme and Plugin