BANJARBARU – Pemprov Kalsel programkan normalisasi saluran tersier kawasan pertanian di tiga daerah yaitu Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Batola dan Tanah Laut.
Saluran Tersier sendiri adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran penangkap dan menyalurkannya ke saluran sekunder.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalsel, Syamsir Rahman melalui Kepala Seksi Lahan dan Irigasi, Muhammad Gazali Habibi menjelaskan bahwa kegiatan normalisasi saluran ini melibatkan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan pertanian untuk membersihkan saluran tersier yang ada di persawahan mereka.
“Program ini dilakukan dengan membersihkan sekitar 11 km saluran untuk setiap tahunnya dari 3 daerah tersebut,” kata Habibi di Banjarbaru, Jumat (19/7/2024).
Ia mengatakan, dalam program normalisasi, rata-rata anggaran yang diberikan untuk pembersihan saluran di kawasan pertanian sekitar Rp20 juta per km.
Anggaran tersebut lanjutnya, akan diberikan untuk membersihkan lumpur, gulma dan rumput yang sudah terendap di saluran. Sistem pembayaran yaitu upah kerja yang diatur oleh program normalisasi saluran ini dengan memberikan upah kepada kelompok tani yang terlibat dalam pembersihan saluran tersebut.
Menurut ia, dengan sistem upah kerja yang bergotong royong, program tersebut tidak hanya memberikan manfaat besar bagi petani, tetapi juga membantu meningkatkan kebersamaan masyarakat dalam menjaga kawasan pertanian yang ada di sekitarnya.
Dalam kegiatan normalisasi saluran tersebut, lanjutnya, masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan pertanian akan diberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya menjaga saluran pertanian agar tetap bersih dan terjaga dengan baik.
“Dengan adanya program normalisasi saluran ini, diharapkan kawasan pertanian di Kalsel dapat berkembang lebih baik dan dapat meningkatkan produksi pertanian secara signifikan,” terangnya. (lokalhits)
